Nggak nyangka, baru selesai satu proyek, dan belum selesai proyek yang lain, eh....udah dateng proyek lain,,, yoi....setelah lega THP selesai ngadain pentas umum, dan semua anggota bisa bersantai ria,,, ehhhhh...dateng lagi masalah,,, tepatnya tanggal 8 Agustus 2011, kesiswaan datang ke kami memberi kabar kalau teater kami di tunjuk untuk membawakan drama kolosal yang bakal dipentaskan saat upacara penurunan bendera 17 Agustus,,,,,,, WHAT ??? sumpe lo....hanya dengan waktu 9 hari sebelum hari H,,,, kami langsung geleng-geleng,,,, mana bisa dengan waktu segitu ???? bukan hanya anggota THP, pembina kami pun geleng –geleng,,, masalahnya untuk menyuguhkan drama kolosal yang baik,,,perlu waktu lumayan lama,,, lha ini.... 9 hari, kami pun nggak bisa menolak permintaan,,, dengan alasan ini adalah permintaan dari orang no 1 di kota ini,,, wewwww....
Persiapan pun dimulai,,, ditengah bulan puasa, kami tetap beraktivitas layaknya orang yang nggak lagi puasa,,, laper, iya...haus, iya..capek, banget....apalagi,,, 3 hari pertama, kami bersama pembina belum menemukan konsep yang pas, kami baru menemukan konsepnya dihari keemat,,,yaitu INDAHNYA KEBERSAMAAN ,,,,,,,kebayangkan gimana bingungnya, dengan waktu yang super mepet, kami masih harus memikirkan sendiri semua persiapannya,, sekolah ????? hanya mengalirkan dana,, lainnya ...urus sendiri....huhhh,,,
Ditengah proses, kami didera masalah lagi,, ketua THP mengundurkan diri, dengan alasan orang tua tidak mengijinkan,,,wewwww...belum selesai satu masalah,,datang lagi, otomatis, kelas XII ikut andil lagi dalam proses ini, padahal sudah waktunya kelas XII off, sekolah ???? alhamdulillah mengijinkan. Setelah kelas XII bergabung, kami masih bingung dan ragu apa proyek ini bakal selesai atau nggak,,, pembina sempat menanyakan pada kami, LANJUT atau TIDAK,,dan kami...setelah merenung bersama, akhirnya LANJUT, meskipun kata pembina ini proyek yang mustahil,,
Kami berlatih siang hari sepulang sekolah, pulang buat buka puasa, balik lagi ke sekolah setelah buka sampai jam 10 malam baru pulang kerumah, begitu seterusnya,, kami didera kelelahan yang amat sangat, apalagi kami masih dibingungkan dengan tetek bengek lainnya, panitia dari KODIM menganjurkan untuk dubbing, dengan alasan, suara dari kami 23 anak tidak akan maksimal saat di alun-alun yang luas nanti,, oke bisa diterima, tapi kami smepat berpikir, apa waktunya cukup ???? akhirnya kami memulai dubbing, dubbing pertama nggak berjalan lancar, kami tambah was – was karena waktu makin mepet,,, woooahhh...sempat putus asa sih, tapi pembina mengatakan, anggap saja ini perjuangan merebut kemerdekaan, seperti pahlawan kita yang berjuang ditengah bulan puasa, anggap saja kalian sedang berpeluh untuk merebut kemerdekaan, walaupun dlam lingkup yang lebih kecil,,, sebenarnya
